Pengguna ponsel pintar di Indonesia terus meningkat. Bahkan,
sebuah lembaga riset menyebutkan bahwa Tanah Air berada di peringkat kelima
dalam daftar pengguna smartphone terbesar di dunia (Detikinet, 2014).
Banyak itur-fitur menarik pada smartphone, seperti banyak aplikasi, kamera yang
mumpuni dan layar sentuh yang menarik yang membuat kebanyakan orang tidak bisa
lepas dari smartphone. Tidak
jarang juga malah masyarakat rela mengeluarkan banyak uang mereka untuk membeli
smarphone.
Sayangnya perilaku konsumtif ini saat ini malah menguntungkan
pihak luar negeri, dan tidak memberikan keuntungan secara ekonomi pada produsen
lokal karena masyarakat lebih banyak memilih produk luar dari pada buatan dalam
negeri.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa produk Indonesia berkelas lebih
rendah dibandingkan dengan produk luar negeri. Masyarakat Indonesia umumnya
telah melakukan pengaturan pada pola pikir mereka bahwa produk asal luar negeri
selalu atau bahkan selamanya akan memiliki kualitas yang lebih bagus
dibandingkan produk dalam negeri, termasuk smartphone lokal. Ini mengakibatkan
kurang lakunya smartphone lokal di negeri sendiri.
Selain itu, tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia akan
telepon selular alias ponsel memaksa pasokan harus tersedia dengan cukup
sehingga ponsel termasuk smartphone harus diimpor. Pengamat Industri dari
Universitas Trisakti, Tulus Tambunan mengungkapkan pasar di dalam negeri terus
dibanjiri produk asing. Tentunya gempuran produk asing membuat merek lokal atau
produk lokal bertekuk lutut dan terancam tergerus sehingga hilang di pasaran
karena kalah bersaing (yahoo.com, 2013). Padahal, menurut Wakil Menteri
Keuangan, Mahendra Siregar impor telepon seluler sejak enam bulan terakhir mencapai
1 miliar dolar AS dan salah satu penyebab defisit keuangan negara.
Bayangkan berapa besar uang kita tersedot ke luar negeri dengan hanya membeli
handphone (Antaranews.com, 2013). Padahal, menurut Menteri Perdagangan
Gita Wirjawan, Bila konsumen Indonesia lebih senang membeli barang-barang
impor, yang akan memetik manfaat terbesar adalah produsen barang di luar
negeri. Uang kita akan mengalir ke luar tanpa ada manfaat ekonomi ke
dalam (antaranews.com, 2013). Selain itu, barang elektronika
seperti smartphone (HP) yang beredar di pasar dalam negeri banyak yang diimpor
ilegal. Barang ilegal itu termasuk yang diselundupkan, sehingga merugikan
penerimaan negara sangat besar dari sisi bea impor hingga pajak. Dengan selundupan yang
begitu banyak, negara dirugikan triliunan (rupiah) dan rakyat juga
dirugikan.
Oleh Karena itu semua, alangkah baiknya jika masyarakat memulai
untuk membeli dan menggunakan smartphone lokal agar dapat meningkatkan produksi
dan pendapatan dalam negeri. Pada kenyataanya, produk smartphone lokal tidak
semuanya buruk seperti yang dianggap kebanyakan orang. Produk smartphone lokal
juga dapat diperhitungkan dalam pasar smartphone di Indonesia. Untuk itu,
penulis sengaja membuat buku ini dengan tujuan memperkenalkan smartphone lokal
yang ada di Indonesia agar dapat menjadi salah satu pilihan dan menggunakan
sifat konsumtif masyarakat ke arah yang berguna dengan membeli dan menggunakan
produk lokal, seperti smartphone lokal ini.
Mencintai
produk lokal kunci kesejahteraan Indonesia.
~Gita Wiryawan(Mentri
Perdagangan)~
untuk lebih lanjut
mengenai permasalahan smartphone lokal ini, tunggu release buku saya yaa..
heheh
semoga bermanfaat. :)
sumber: (dari berbagai sumber)
Nama: Wahyu Rohman Sidik
NIM : 202131743791312
Dosen : Onno W. Purbo
Universitas : Surya University
nice posy wahyuu~
ReplyDeleteselamat berlibur dan semoga hasil UAS tidak mengecewakan ~